Cari Blog Ini

Minggu, 26 Juli 2020

Ande-Ande Lumut: Adaptasi Folklor ke Teater Epik Brecht


Ande-Ande Lumut: Adaptasi Folklor ke Teater Epik Brecht

Philipus Nugroho Hari Wibowo

Abstract

Karya ini mengadaptasi folklor “Ande-Ande Lumut” sebagai ide dasar penciptaannya. Folklor ini dituangkan dalam pementasan teater berjudul “Kemuning”. Folklor “Ande-Ande Lumut” merupakan turunan dari cerita Panji yang menceritakan pengembaraan Raden Panji mencari Putri Candrakirana. Cerita Panji tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi dikenal hingga Asia Tenggara dan Jepang. Perkembangan teori adaptasi begitu pesat, apapun kini bisa dijadikan obyek adaptasi, puisi, novel, drama panggung, lukisan, tarian, dan video games. “Kemuning” ini dikemas dengan konsep pemanggungan teater epik Brecht. Hal ini merupakan suatu upaya mencari bentuk baru (pembacaan) dalam cerita “Ande-Ande Lumut”. Teater Epik menolak salah satu unsur utama dari drama Aristoteles
yang telah dikembangkan dengan metode Stanislavsky, yaitu harus adanya empati (rasa ikut mengalami) dalam sebuah pementasan. Menurut Brecht proses ini telah menyebabkan suatu akibat yang mestinya dihindari, karena mengakibatkan sikap pasif dalam diri penonton. Maka ia membuat teori tentang menghancurkan ilusi, cara interupsi, dan tetap mengontrol emosi. Brecht identik dengan tema-tema sosial dalam karyanya. khususnya tema yang mengangkat nasib orang kecil yang harus menderita karena kebijakan penguasa. Biasanya kisahnya seputar persoalan buruh dan majikan. Pementasan “Kemuning” ini mengangkat kehidupan para pelacur yang masih identik dengan hal-hal negatif. Padahal mereka dibutuhkan dalam masyarakat. Tapi kadang kala mereka menjadi kambing hitam yang harus selalu disalahkan. Secara tersirat pementasan ini bertujuan memperjuangkan kehidupan para pelacur. Penonton diajak melihat sudut pandang yang lain tentang kehidupan pelacur yang selama ini dianggap buruk oleh masyarakat. Menurut Brecht teater yang baik dan yang dituntut dalam jaman moderen adalah teater
yang dapat menggugah aktifi tas berfi kir yang kritis pada diri penonton. Maka pentas ini diharapkan mendorong para penikmat seni untuk melahirkan penafsiran yang penuh dengan kesadaran terhadap lingkungan sosial dan bisa
menimbulkan suatu gerakan atau perubahan pada masyarakat.

Kata kunci: Folklor, Ande-Ande Lumut, Adaptasi, dan Teater Epik Brecht

ABSTRACT
Ande-Ande Lumut: The Adaptation of Folklore to the Epic Theater of Brecht. This theatrical work is adapted from a popular folklore entitled Ande-Ande Lumut that is as a basic idea of its work. This folklore is performed in theatrical performance entitled Kemuning. Ande-Ande Lumut is a story derived from the story of Panji which tells us about Prince
Panji’s journey to look for Princess Candrakirana. This story is not only popular in Indonesia but also in South East Asia and Japan. The adaptation theory is developing well; everything can be used as an adaptation object, poems, novels, dramas, paintings, dances, and video games. Kemuning is performed by the performing concept of Brecht’s epic theater. However, this is an effort to fi nd out the new form of reading in Ande-Ande Lumut story. The epic theater against one of the main elements in Aristotle’s drama that has been developed by Stanislavsky’s method; there should be an empathy in every aspect of performance. According to Brecht, this process has caused an effect which should be avoided because it brings audience’s passive attitude. Therefore, he tried to make a theory of destroying the illusion, of interrupting method, and of controlling emotion. Brecht’s identical works focus on the social themes, especially on the themes that show the poor people who are suffering from the authority’s policy. The common problems between the master and its worker are refl ected on hisstory. The Kemuning performance has tried to show the prostitutes’ life that is closed to any negative things. In fact, they are still being needed by the society. Unfortunately, sometimes they become the source of scapegoats to any troubles and are always blamed to. Implicitly, this performance is aimed to fi ght for the prostitutes’ life. The audience is invited to see the other points of view about their life that are often regarded as negative by the people. Moreover, Brecht said that a good and demanded theater in this modern era is a theater that can arouse the audience’s critical thinking activities. Therefore, this performance is supposed to be able to motivate the arts lovers in producing a critical analysis to any social awareness and in creating a new movement to any signifi cant changes in society.

Keywords: Folklore, Ande-Ande Lumut, Adaptation, and Brecht’ Epic Theater

Tulisan ini dimuat di  Jurnal Resital vol 13 no 1 tahun 2012
DOI: https://doi.org/10.24821/resital.v13i1.502


http://journal.isi.ac.id/index.php/resital/article/view/502

Tidak ada komentar:

Posting Komentar